Fadhilah Berbakti kepada Kedua Orang Tua
FADHILAH PERGAULAN BAIK
Fadilah berbakti kepada kedua Orang Tua.
Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24) رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِينَ غَفُورًا [الإسراء/23- 25]
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.” [Al Israa/17: 23-25].
Hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سَأَلْتُ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللهِ؟ قَالَ: «الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قَال: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «بِرُّ الوَالِدَينِ» قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ». متفق عليه.
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Aku bertanya kepada Nabi, apa amalan yang paling dicintai Allah?”, ia bersabda: “Shalat tepat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa lagi ?”, ia bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, aku berkata : “Kemudian apa lagi ?”, ia bersabda: “Berjihad fi sabilillah”. Muttafaq ’alaih. [1]
Fadilah memperlakukan kedua orang tua dengan baik.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِيِّ- صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: «أُمُّكَ» قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «أُمُّكَ» قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «أُمُّكَ» قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ «ثُمَّ أَبُوكَ». متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Seorang lelaki datang kepada Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak berbakti kepadanya?”, ia bersabda: “Ibumu”, ia berkata: “Kemudian siapa lagi?”, ia bersabda: “Ibumu”, ia berkata: “Kemudian siapa lagi?”, ia bersabda: “Ibumu”, ia berkata: “Kemudian siapa lagi?”, ia bersabda: “Bapakmu”. Muttafaq ’alaih. [2]
Fadilah Silaturrahim.
Hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ». متفق عليه
Dari Anas Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang ingin dibentangkan rezkinya, dipanjangkan umurnya maka hubungkanlah silaturrahim”. Muttafaq ’alaih. [3]
Hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللهُ: مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ». متفق عليه
Dari Abu Huraira Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kekerabatan adalah berasal dari Ar-Rahman, maka Allah berfirman: “Barang siapa yang menyambungmu, Aku menyambungnya, dan barang siapa yang memutuskanmu, niscaya Aku memutuskannya”. Muttafaq alaih . [4]
Hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لَيْسَ الوَاصِلُ بالمكَافِئِ وَلَكِنِ الوَاصِلُ الَّذِي إذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا». أخرجه البخاري
Dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah (dinamakan) orang yang menghubungkan silaturrahim karena sekedar membalas tetapi orang yang menghubungkan silaturrahim adalah orang yang menghubungkannya terhadap orang yang memutuskan”. HR. Bukhari.[5]
Fadilah memperlakukan anak-anak serta mendidik mereka dengan baik.
Hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن عائشة رضي الله عنها قالت: جَاءَتْنِي امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ تَسْأَلُنِي فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ، فَأَعْطَيْتُهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا، ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ- صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ فَقَالَ: «مَنْ يَلِي مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ شَيئاً، فَأَحْسَنَ إلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْراً مِنَ النَّارِ». متفق عليه
Dari `Aisyah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Seorang ibu bersama dua orang anak wanitanya masuk ke rumahku mengemis, sedangkan aku tidak mempunyai sesuatu kecuali sebiji kurma, lalu aku berikan kepadanya, si ibu membagi kurma tersebut menjadi dua dan diberikan kepada anaknya, dan dia tidak ikut makan, kemudian dia berdiri dan pergi, lalu Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumah dan aku memberitahu beliau, Ia bersabda: ” Siapa diberi cobaan dengan anak-anak wanita, lalu ia tetap berbuat baik kepada mereka, nanti mereka akan menghalanginya dari neraka”. Muttafaq ’alaih.[6]
Hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال: كان رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يأخذني فَيُقْعِدُني على فَخذه، ويُقعد الحسن على فخذه الآخر ثم يضمهما، ثم يقول: «اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا فَإنِّي أَرْحَمُهُمَا». أخرجه البخاري
Dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengambilku lalu meletakkanku di pahanya dan meletakkan Hasan di pahanya yang lain, kemudian memeluk kami berdua seraya berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku menyayangi mereka berdua maka sayangilah mereka “. H.R. Bukhari. [7].
Fadilah Mengasuh Anak Yatim.
عن سهل رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Sahal bin Sa`ad Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti ini,” beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkan antara keduanya”. HR. Bukhari . [8]
Fadilah menjalin hubungan baik dengan teman-teman orang tua.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «إنَّ مِنْ أَبَرِّ البِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْد أَنْ يُوَلِّي». أخرجه مسلم.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya perbuatan baik yang utama adalah seorang lelaki menyambung hubungan baik pada teman dekat bapaknya setelah bapaknya meninggal ”. H.R. Muslim . [9]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 527, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 85.
[2] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5971, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 2548.
[3] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5986, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 2557.
[4] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5988, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 2554.
[5] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5991.
[6] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5995, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 2629.
[7] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6003.
[8] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5304, ini adalah lafadznya. Dan Muslim no hadist: 2983
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 2552.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/96625-fadhilah-berbakti-kepada-kedua-orang-tua.html